Selasa, 02 Juli 2013

Renungan Mencari Jodoh Terbaik


Assalamu’alaikum wrwb.
Cara gampang cari jodoh terbaik adalah metode agar Allah azza wajalla berkenan membuka Rahasia Jodoh Terbaik & Menghadirkannya.

Anjuran penggunaan : Sucikan diri (wudhu), sholat sunah 2 rakaat, berdoa, siapkan Al Quran selanjutnya ikuti langkah awal menuju solusi.

Urutan yang harus dilakukan :
Merubah pemahaman untuk merubah pola piker lalu mencari penyebab hambatan untuk merubah pola ikhtiar.
Pemahaman : 1. Belum adanya jodoh bisa disebabkan oleh hubungan kita dengan Allah, keluarga, lingkungan, teman bahkan diri kita sendiri.

Pemahaman 2 : Pahami & Yakinlah bahwa kelahiran, rejeki, jodoh & kematian adalah rahasia Allah.
QS 31:34 : Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan & mengetahui apa yang ada didalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dari pemahaman 1 & 2 jelaslah SEGERA RUBAH POLA PIKIR ANDA DALAM MENCARI JODOH! Perbaiki dulu Hubungan dengan Allah baru berikhtiar mencari hubungan perjodohan. Selanjutnya adalah cara memeriksa hubungan dengan Allah yang terdiri dari hubungan dengan Allah, Orang tua & sesama, periksalah! Apa kita pernah percaya dengan ramalan, datang ke orang pinter, percaya kekuatan selain Allah?

HATI2 SAUDARAKU! Dengan berbuat syirik dalam perjodohan bikin anda malah tertipu & menderita seumur hidup, bisa jadi anda dijauhkan dari yang semestinya jodoh terbaik atau bahkan tidak menemukannya sama sekali.

QS 31:33 : Janganlah sekali-kali kamu diperdayakan dunia & diperdayakan para penipu yang mengatasnamakan Allah, bisa juga anda mendapat jodoh namun yang malah membuat hidup anda tidak tentram & tidak berkah sebab akan berlaku hukum keseimbangan Allah dalam perjodohan. QS 24:3&26 :....musyrik laki2 berjodoh dengan musyrik perempuan, laki2 yang berperilaku buruk dengan perempuan yang berperilaku buruk juga.

Bukankah anda menginginkan jodoh sebagaimana disebutkan dalam QS 30:21 : ... salah satu tanda kekuasaan-Mu adalah menjadikan pasangan hidup dari jenis kami, yaitu manusia. Yang demikian adalah agar kami cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya diantara kami rasa kasih dan sayang.

PERIKSALAH WAHAI SUADARAKU! Apakah sholat kita sudah berkualitas?

Inginnya sih jodoh Allah hadirkan tepat waktu tidak telat2 tapi saat Allah memanggil untuk sholat eh malah ditelat2in, telat juga deh tuh jodoh.
QS 107:4-5 : Maka kecelakaanlah bagi orang2 yang shalat (yaitu) orang2 yang lalai dari shalatnya.

JUJURLAH WAHAI SAUDARAKU! Apakah anda pernah melakukan hubungan yang melampui batas atau bahkan berzina? QS. 25:68-69 : Barangsiapa yang melakukan yang demikian niscaya dia mendapat pembalasan berlipat sejak di dunia...salah satunya jdoh yang tak kunjung hadir.

PERIKSA HUBUNGAN KITA DENGAN ORANG TUA, adakah anda pernah menyakiti atau mengkasari mereka karena perbuatan tersebut termasuk doa besar yang menjauhkan rahmat Allah (termasuk jodoh).

QS. 17:23 : Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

PERIKSA HUBUNGAN SILATURAHIM. Putus silaturahim berakibat putusnya rahmat (salah satu bentuknya jodoh).QS.49:10:....sesungguhnya orang2 mukmin itu bersaudara. Karena itu peliharalah persaudaraan dan peliharalah diri anda dihadapan Allah supaya kamu mendapat rahmat.

PERIKSA DALAM HUBUNGAN SEBELUMNYA (mis : mantan2) apakah ada yang sampai tersakiti atau terzalimi. Hindari doa orang yang teraniaya/terzalimi, karena doanya pasti dikabulkan (kalo dia doakan ga dapat jodoh bagaimana?).

APAKAH ANDA PERNAH BERGUNJING YANG MENGARAH MENGADU DOMBA, yang menyebabkan putusnya tali silaturahim?
QS 49:12 : Hai orang2 yang beriman, jauhilah kebanyakan kecurigaan, karena sebagian dari kecurigaan itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya.

Bila anda pernah melakukan 1 saja dari hal diatas, SEGERALAH lakukan langkah lanjutan untuk MEMPERBAIKI HUBUNGAN DENGAN ALLAH.
LANGKAH 1 : MOHON AMPUN ATAS KESALAHAN & KEBURUKAN, dasar ayat QS.66:8 : Hai orang2 yang beriman Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah2an Allah akan menutup kesalahan2 kamu.
Untuk tahap awal dan sekaligus riyadhah (membiasakan),ucapkanlah KALIMAT ISTIGHFAR (ASTAGHFIRULLAH)minimal 70-100 sehari semalam dasar al hadits : Barangsiapa yang biasa beristighfar Allah akan carikan jalan Keluar Bagi Kesulitannya, kelapangan bagi kesempitannya & memberi rizki dari arah yang tidak terduga. INGET JODOH JUGA RIZKI loh. QS 71:10-12 : Maka Aku katakan kepada mereka Mohon Ampunlah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak2mu dan mengadakan untukmu kebun2 dan mengadakan pula didalamnya untukmu sungai2.

LANGKAH 2 : TINGKATKAN IBADAH, PERBAIKI IBADAH. Sekali lagi yakinkan diri akan kuasa Allah. Insya Allah ada saja jalan bagi kita termasuk JALAN HADIRNYA PASANGAN HIDUP KITA-dasar ayat QS 65:3-4 : Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. Cobalah melakukan hal2 berikut ini :
PERBAIKI/LAZIMKAN WUDHU, BIASAKAN SHOLAT AWAL WAKTU DAN SHOLAT BERJAMAAH, BERDOA/BERDZIKIR SELEPAS SHOLAT, PELIHARA SHOLAT SUNAH SEBELUM & SESUDAH SHOLAT FARDHU KECUALI SETELAH SHOLAT SHUBUH DAN ASHAR, BIASAKAN SHOLAT MALAM : TAHAJUD,HAJAT,ISTIKHOROH, TAUBAT, TASBIH, WITIR. Lakukanlah semampu anda,dasar ayat QS 22:77 : Hai orang2 yang beriman, ruku dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuat kebaikan supaya kamu mendapatkan keberuntungan dunia dan akhirat.

LANGKAH 3 : PASRAHKAN KEPADA ALLAH, minta hanya kepada Allah-dasar ayat QS 65:3 : Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya.

LANGKAH 4 : LURUSKAN NIAT. Percayalah luruskan niat, sucikan hati bahwa anda menikah karena ingin mengikuti sunah rasul dan mengharap ridho Allah (al hadits) Pernikahan itu menyempurnakan separuh dari agama.

LANGKAH 5 HILANGKAN EGO. Target/pilah pilih boleh2 aja sih, tapi yang wajar sajalah serahkan pilihan yang terbaik hanya pada Allah melalui shalat istikhoroh dan musyawarah dengan keluarga,dasar ayat QS 2:221 : Dan janganlah kamu menikahkan orang2 musyrik, sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu, mereka mengajak keneraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya dan menerangkan ayat2-Nya (perintah2-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

LANGKAH 6 : PERBANYAK SILATURAHIM, terutama kepada orang2 yang pernah anda sakiti & minta ridho orang tua. Barangsiapa yang ingin diluaskan rejekinya temasuk jodoh, sambunglah tali silaturahim dasar al hadits untuk Ridho orangtua Raihlah cinta orangtua supaya Allah menghadirkan cinta buat anda.

LANGKAH 7 : MENUTUP AURAT, supaya anda tidak sesat (menjauh dari jodoh anda) dasar ayat QS 20:121 : Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat2nya dan mulailah keduanya menutupnya dengan daun2 (yang ada di)surga dan durhakalah adam kepada Tuhan dan Sesatlah ia.

RAHASIA JODOH TERBAIK : Jodoh itu tergantung pada diri kita sendiri, bila kita berperilaku baik, maka jodoh kitapun baik, jika perilaku kita buruk, maka jangan dipersalahkan jika jodoh kitapun berperilaku buruk. Wanita yang keji adalah untuk pria yang keji dan pria yang keji adalah buat wanita yang keji pula dan wanita yang baik adalah untuk pria yang baik dan sebaliknya. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).

LANGKAH ISTIMEWA : MENOLONG YANG SEDANG KESUSAHAN misal bantulah saudara/kawan yang mau menikah tapi kekurangan/kesulitan dasar Al Hadits : wawloohu fii awnii abdi ma kanal abdu fii awni akhiihi, Allah selalu berkenan membantu hamba-Nya selama hambaNya berkenan membantu saudaranya.

SYARAT LANGKAH ISTIMEWA : LAKUKAN DENGAN IKHLAS DAN JANGAN HAPUS DENGAN DOSA2, hai orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakiti perasaan si penerima.

Doa bagi laki2 yang berharap jodoh : ROBBI HABLII MIILANDUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOIHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH, artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.

Doa bagi wanita yang berharap jodoh : ROBBI HABLII MIN LADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH, artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat.

Doa tambahan : HASBUNAWLOOH WANI-MAL WAKIIL NI’MAL MAWLA WANI’MAN NASHIIR, dasar ayat QS 9:129 : Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah : Cukuplah Allah bagiku tidak ada Tuhan selain DIA. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.

Doa untuk dapat jodoh dari hadits : ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ALAYYA MIN KHOZAA INI ROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIN, artinya : Ya Allah bukakanlah bagiku hikmamu dan limpahkanlah padaku keberkahanMu, wahai Pengasih dan Penyayaang.

LANGKAH ISTIMEWA, puasa sunnah, coba mulai sekarang sampai 40 hari kedepan. Barangsiapa yang membiasakan puasa doanya cepat terkabul.

DOA TAMBAHAN2 : ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAJINAA WADZURRIYAATINAA QURROTA A’YUN WAJ ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA QS ; 25:74 : Dan orang2 yang berkata : Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri2 kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa.

Waassalamu’alaikum wr wb

Jumat, 03 Mei 2013

KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN



  1. ANALISIS INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN TINGKAT SMP KABUPATEN BENGKULU UTARA (Studi Deskriptif Analitik Dinas Pendidikan Bengkulu Utara)
  2. ANALISIS EFISIENSI INTERNAL PENDIDIKAN DITINJAU DARI KUANTITASINPUT DAN OUTPUT SISWA SMP/MTs DAN SMA/SMK/MA DI KABUPATEN SELUMA
  3.  PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (Studi  Deskriptif Kualitatif di SMA Negeri 2 Curup)
  4. KAJIAN          PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN  KOMUNI KASI (Studi Deskriptif Kualitatif Antar Situs Di Tiga SMA Negeri Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong)
  5. ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM DALAM PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PEDIDIKAN DASAR DI KOTA PAGAR ALAM
  6.  PENGELOLAAN PENJURUSAN PROGRAM BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Kualitatif di SMA Negeri 1 PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong)
  7.  FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA KUALITAS SEKOLAH (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Guru di SMAN 1 Lubuk Durian Kabupaten Bengkulu Utara)
  8.  UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU BARU (Studi Deskriptif Kualitatif di SMP Negeri 2, 4, dan 7 Curup)
  9.  HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN KELAS DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEMAMPUAN  GURU DALAM MENGELOLA KELAS DI SMA NEGERI  1 KOTA BENGKULU
  10.  SISTEM REKRUTMEN, SELEKSI, PENEMPATAN DAN PEMBINAAN KEPALA SD NEGERI DI KOTA PAGAR ALAM
  11.  KAJIAN KONFLIK DI JAJARAN DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN LEBONG
  12. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 KOTA PAGARALAM
  13.  UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN SEKOLAH BERKEMAMPUAN UNGGUL (Studi Deskriftif kualitatif di SMA Negeri 4 Pagaralam)
  14.  MANAJEMEN PENINGKATAN PRESTASI MURID (Studi Deskriptif Kualitatif di MIN Tunggang Kabupaten Muko-Muko)
  15.  KOMPETENSI  PAMONG BELAJAR PENDIDIKAN  KECAKAPAN  HIDUP (Studi Deskriptif Kualitatif di BPKB Provinsi Bengkulu)
  16.  MANAJEMEN BUKU PELAJARAN SMP PERKOTAAN DAN PEDESAAAN  DI BENGKULU UTARA (Studi Deskriptif Kualitatif di SMPN 1 Arga Makmur dan SMPN 2 Pondok Kelapa)
  17.  MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 8 KOTA PAGAR ALAM)
  18.  HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN GURU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KREATIVITAS GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN EMPAT LAWANG PEMANFAATAN GURU BERBASIS KOMPETENSI DI SMP NEGERI KOTA PAGARALAM
  19.  PEMANFAATAN GURU BERBASIS KOMPETENSI DI SMP NEGERI KOTA PAGARALAM
  20.  MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DI SMA NEGERI LUBUKLINGGAU
  21.  MANAJEMEN SEKOLAH UNGGUL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (Studi Deskriptif Kualitatif di SMAN 2 dan 5 Kota Bengkulu)
  22.  MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) MEKARSARI KOTA BENGKULU
  23. PENGELOLAAN LABORATORIUM BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 4 KOTA BENGKULU (Studi Deskriptif Kualitatif di SMA Negeri 4 Kota Bengkulu)
  24. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN  JASMANI DAN KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN  PRESTASI  OLAHRAGA ( Studi Deskriptif Kualitatif Di Tiga Sekolah Menengah Pertama Pada Kabupaten Rejang Lebong )
  25.  PROSES REKRUTMEN, SELEKSI, PENEMPATAN, DAN PEMBINAAN KEPALA SMP NEGERI DI KOTA LUBUKLINGGAU (Studi Deskriptif Kualitatif di Kota Lubuklinggau)
  26. PENGEMBANGAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Deskriptif Kualitatif di SMPN 1 Pagaralam  )
  27. PENGELOLAAN LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN ALAM DI MAN MODEL KOTA BENGKULU (Studi Kualitatif Deskriptif di MAN Model Kota Bengkulu)
  28. PENGELOLAAN PENINGKATAN MINAT BACA SISWA (Studi Kasus di SMPN 1 Kota Lubuklinggau
  29. MODEL PROFESIONALISASI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI (Research and Development di SMA Negeri Kota Lubuklinggau)
  30.  PELAYANAN PRIMA DI DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA LUBUKLINGGAU
  31.  KAJIAN TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (Studi Deskriptif Kualitatif di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Kota Arga Makmur)
  32.  PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BAHASA INGGRIS SMA DI KABUPATEN REJANG LEBONG (Studi Deskriptif Kualitatif di MGMP Bahasa Inggris SMA Kabupaten Rejang Lebong)
  33.  MANAJEMEN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGANTISIPASI DEKADENSI MORAL SISWA (Studi Kasus  SMA Negeri 1 dan SMA Muhammadiyah Pagaralam)
  34.  MANAJEMEN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi Deskriptif Kualitatif di   SMAN 1 dan SMAN 4 Kota Pagaralam)
  35.  PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN  BAHASA INGGRIS (Studi Deskriptif Kualitatif di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3, 6 Dan 8 Kota Lubuklinggau)
  36.  MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1,SMA NEGERI 2 DAN SMA NEGERI 3 KOTA PAGARALAM PASCA OTONOMI DAERAH
  37.  PERAN DEWAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DIKOTA PAGARALAM
  38.  PEMBERDAYAAN GURU MATEMATIKA SMA NEGERI KOTA LUBUKLINGGAU MENUJU SERTIFIKASI (Studi Deskriftif Kualitatif Pada SMA Negeri Kota Lubuklinggau)
  39. MODEL PEMBINAAN INFORMAL UNTUK PENINGKATAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (Penelitian Tindakan Sekolah di SMA Negeri 1 Pagaralam)

Sabtu, 27 April 2013

Daftar Contoh Judul Tesis Penelitian Pendidikan



  1. Korelasi Antara Kompetensi Guru Dalam Menyampaikan Pembelajaran Dan Menggunakan Media Ohp Menurut Persepsi Siswa Dengan Prestasi Belajar  Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP .....
  2. Strategi Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Di SMP Negeri I Wates Kebupaten Kediri (2006)
  3. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Penempatan Tempat Duduk Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri ..... .
  4. Analisis Variabel-Variabel Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Mahasiswa Dalam Memilih Program Pasca Sarjana …(2006)
  5. Pengaruh  Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VI SDN .......
  6. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Tulungagung … (2005)
  7. Efektivitas Metode Ceramah Dan Metode Dialog Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MI.....
  8. Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah Dan Hubungannya Dengan Kinerja Guru Di Sekolah Menengah Atas (Sma) Diponegoro Tulungagung ...(2005)
  9. Optimalisasi Anggaran Pendapatan Dan Biaya Sekolah…(2005)
  10. Pengaruh Pembelajaran Klasikal Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Hasil Belajar Dalam Bidang Studi Ipa Siswa Kelas V Sdn .....
  11. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Guru Di Sma Negeri 1 Puri Kabupaten Mojokerto…(2005)
  12. Pengaruh Media Buku Bacaan Dan Motivasi Terhadap Prestasi Siswa Kelas VI  Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia DI SDN ......
  13. Analisa Perilaku Siswa Dalam Membeli Produk Di Koperasi Sekolah Smk Negeri 1 Gondang Nganjuk…(2005)
  14. PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS II KECAMATAN NGANJUK KABUPATEN NGANJUK  …(2005)
  15. PENGARUH POLA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU DALAM KERANGKA MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS) DI SMA NEGERI I BERBEK NGANJUK...(2005)
  16. HUBUNGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIKA VCD DALAM PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL SENI TARI DI SMPN ......
  17. EVALUASI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) MELALUI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU  MATA PELAJARAN ( MGMP ) DI SMA NEGERI I KERTOSONO…(2005)
  18. PENGARUH TINGKAT KEMAMPUAN MENGGUNAKAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA  KELAS I SMP ……
  19. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP PEKERJAAN DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA SMP NEGERI DI KABUPATEN PANDEGLANG
  20. PENGARUH MEDIA LABORATORIUM DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS XI DI MAN .....
  21. PENGARUH  KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SMP NEGERI 1 WATES KABUPATEN KEDIRI …(2004)
  22. STRETEGI PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MELALUI PENDIDIKAN FORMAL DAN NON-FORMAL (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 1 GONDANG NGANJUK KECAMATAN GONDANG KABUPATEN NGANJUK)…(2002)
  23. STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS  PENDIDIKAN DI MADRASAH ‘ALIYAH NEGERI 01 TULUNGAGUNG …(2003)
  24. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KIT/SEQIP DAN PENGGUNAAN MEDIA LKS TERHADAP PRESTASI  BELAJAR SISWA KELAS V SDN ... .....
  25. GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMU NEGERI I MAGETAN KABUPATEN MAGETAN
  26. PENGARUH  ALAT PERAGA TELEVISI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF  DALAM BENTUK PUISI  PADA SISWA KELAS IX DI SMP .......
  27. HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA MTSN  PULOSARI  NGUNUT  TULUNGAGUNG
  28. PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI DI PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJAT LAMONGAN
  29. ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BERBASIS KOMPETENSI PADA SISWA SEKOLAH LANJUTAN TIN GKAT PERTAMA (SLTP) DI KOTA MATARAM.
  30. PENGARUH METODE PEMBELAJARAN CTL DAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SERTA GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMP NEGERI ......
  31. PENGARUH FAKTOR MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 KOTA TERNATE
  32. PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP HASIL UJIAN AKHIR NASIONAL PRODUKTIF DI SMK NEGERI 2 KEDIRI
  33. PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES  DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS 8 DI SMPN .... …
  34. ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN INSTRUKSIONAL
  35. PENGARUH  SRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS VI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IPA DI SDN … …
  36. PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK PANCASILA 6 JATISRONO
  37. PENGARUH TIPE POLA ASUH DEMOKRATIS – OTORITER DAN GAYA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BIDANG STUDI PKN DI KELAS VIII SMPN ……
  38. PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA PUTRA DAHA KABUPATEN KEDIRI
  39. STRATEGI PENYAMPAIAN METODE CERAMAH DAN METODE DIALOG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN  KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN MORALITAS  SISWA KELAS IX SMP ......
  40. HUBUNGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI ......
  41. PENGARUH METODE DISKUSI, PEMBERIAN TUGAS DAN MOTIVASI BELAJAR, DALAM PENCAPAIAN KELULUSAN  UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS  DI SMA .....
  42. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PEROLEHAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS XI  SMK  ........
  43. PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL (CTL) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SMK ....
  44. PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, PEMBERIAN TUGAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN DAYA SERAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS X SMA .....
  45. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS CERPEN DENGAN STRATEGI SQ4R DAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP .....
  46. PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA .....
  47. PENGARUH METODE PENDIDIKAN GERAK DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SISWA KELAS VII SMPN .......
  48. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA TERHADAP  PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VI ......
  49. Pengaruh PENDEKATAN METODe pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING LEARNING  DAN MOTIVASI  belajar Terhadap  hasil Belajar BAHASA INDONESIA Kelas XI SMAN ......
  50. PENGARUH METODE PEMEBERIAN TUGAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR PADA KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELAS X SMA NEGER 1 ......
  51. PENGARUH INTERAKSI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA ……
  52. PENGARUH  PENGGUNAAN  METODE  PEMBELAJARAN  TANYA  JAWAB  DAN  DISKUSI  TERHADAP  MOTIVASI  BERPRESTASI  SISWA  MATA  PELAJARAN  BAHASA  INDONESIA  KELAS  X  SMK  ……
  53. PERANAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SISWA SMA ......
  54. ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK PGRI ……
  55. PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI SMK YKTB 2 BOGOR …(2008)
  56. Potensi Kemampuan Kewirausahaan Dilihat Dari Karakteristik Sosiologis Santri Di Pondok Pesantren (Studi Kuantitatif Pada Dua Pondok Pesantren yang Berbeda Aliran)
  57. EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PPKN DENGAN PENDEKATAN METODA SIMULASI DAN PENDEKATAN METODA NON SIMULASI DI SMP PGRI LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009
  58. PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI I …..
  59. KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN RASIONAL EMOTIF DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL SISWA PANTI PAMARDI PUTRA MANDIRI SEMARANG
  60. MOTIVASI KERJA GURU TIDAK TETAP DI BERBAGAI SMA SWASTA DI KOTA SEMARANG
  61. STUDI TENTANG KEPUASAN SISWA DITINJAU DARI UNJUK KERJA GURU, FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KESELAMATAN KERJA SISWA DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL
  62. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MENCARI INFORMASI DALAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN KEMAMPUAN BERAPRESIASI DI SMA NEGERI 1 JOGONALAN KLATEN
  63. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP  INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2005/2006
  64. RESPONS MAHASISWA   TERHADAP  KEGIATAN  TUTORIAL PAI   DAN PENGHAYATANNYA TERHADAP NILAI-NILAI AGAMA ISLAM (Studi Kasus di Universitas Pendidikan Indonesia)
  65. KONTRIBUSI KINERJA KOMITE SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH :Studi Deskriptif Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang
  66. PERSEPSI GURU TERHADAP KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DALAM HUBUNGAN DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU :Analisis Hubungan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMP Negeri Di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan
  67. KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI DAN SWASTA SE-KABUPATEN MAJALENGKA
  68. PENGARUH EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU :Suatu Kajian pada Program Keahlian Rumpun Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri Kota Bandung
  69. KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH :Studi tentang Persepsi Guru Mengenai Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru dan Produktivitas Sekolah Pada SMA Negeri di Wilayah UPTD II Kabupaten Bandung
  70. PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR :Studi Analisis Deskriptif pada Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
  71. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMBELAJARAN DALAM PELATIHAN GURU SEKOLAH DASAR: STUDI TENTANG PENGARUH KEMAMPUAN INSTRUKTUR, RELEVANSI MATERI, KETERSEDIAAN FASILITAS DAN EFISIENSI MANAJEMEN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN DALAM PELATIHAN GURU SD YANG DILAKSANAKAN OLEH LPMP KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
  72. PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI
  73. KONTRIBUSI IKLIM SEKOLAH DAN KEMAMPUAN MENGENAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMP SE-KABUPATEN SUMEDANG
  74. PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PADA SMK SEKABUPATEN PURWAKARTA
  75. EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM  AKSELERASI PADA SMU LAB.SCHOOL JAKARTA (Studi Kasus pada SMU Lab. School Jakarta)
  76. STRATEGI PEMBERDAYAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI PESANTREN
  77. PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL SISWA (Studi Pengembangan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Setu Bekasi)
  78. KONTRIBUSI KEMAMPUAN MANAJEMEN  KELAS DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi terhadap guru Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan  Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004)
  79. STUDI TENTANG KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DISEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SEKOTA BANDUNG
  80. STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA OLEH PENGAWAS SEKOLAH PADA ERA OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Tiga SMP Negeri di Kota Cilegon)
  81. KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PELATIHAN GURU TERHADAP KINERJA MENGAJARNYA (Studi Deskriptif Analisis di SMA Negeri Kota Pekanbaru)
  82. KONTRIBUSI  PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ETOS KERJA GURU TERHADAP KINERJA  MENGAJAR  GURU (Studi Deskriptif Analitik  pada Guru SMP Negeri Se-Kabupaten Majalengka)
  83. PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN ETOS KERJA  GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BABAKANCIKAO KABUPATEN PURWAKARTA
  84. PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR Studi Kualitatif Tentang Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar di  Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi
  85. PENGGUNAAN  MEDIA PERMAINAN DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN KARIR ANAK (Studi Pengembangan Program Pada Kelas Atas Sekolah Dasar Islam Terpadu-Sumedang. Tahun Pelajaran 2009-2010)
  86. PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERMAINAN (Penelitian  Tindakan di Sekolah Dasar Al-Biruni Bandung)
  87. PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SMA (Studi Pengembangan di SMA Darul Hikam Bandung)
  88. Pengembangan Program Bimbingan Perkembangan Perilaku Sosial Anak Usia Dini Di Kelompok Bermain ( Studi Kasus di Kelompok Bermain Aryandini  III Kecamatan Margacinta Bandung ) 
  89. Perilaku Mahasiswa Dari Keluarga Miskin Di Kampus ( Studi Kasus Di  Universitas Negeri Semarang )
  90. Program  Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan Dan Konseling  SMA/SMK DI RANGKASBITUNG
  91. Program Bimbingan Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Bermain (Studi deskriptif di TK Sukahaji Cimekar Cileunyi Bandung)
  92. Bimbingan Seks Bagi Remaja Tunagrahita (Telaah Kualitatif Dalam Upaya Menyusun Program Bimbingan Seks bagi Remaja Tunagrahita di SLB-C YPLB Cipaganti Bandung)
  93. Karakteristik  Guru  Pendidikan Siswa Berbakat (Studi Deskriptif terhadap Pendapat Siswa dan Guru Program Percepatan Belajar pada Jenjang Pendidikan SMA di Bandung)
  94. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Mutu Sekolah (Studi Analisis Deskriptif tentang Persepsi Guru pada SMAN di Kabupaten  Sumedang)
  95. Pengaruh  Pendidikan Dalam Jabatan Dan Kesejahteraan Terhadap Kualitas  Kinerja  Guru Sekolah Dasar (Studi deskriptif analisis kuantitatif Tentang Kualitas Kinerja  Guru Sekolah Dasar Negeri di Gugus  III Kecamatan ......)
  96. Kontribusi Kinerja Kepala Sekolah Dan Pengurus Komite Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi pada Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan ..... Kabupaten ........)
  97. Pengaruh Partisipasi  Perusahaan Dan Kinerja  Komite Sekolah Terhadap Efektivitas  Pengelolaan Sekolah (Analisis Persepsi Guru pada Tiga Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan .....  Kabupaten .....)
  98. Perencanaan  kebutuhan  guru sekolah dasar berdasarkan  pendekatan  kewilayahan (studi kasus analisis kebutuhan tenaga guru sekolah dasar di kecamatan ..... Kota ..........)
  99. Manajemen Tenaga Pengajar  Program Pendidikan Kesenian Tradisional (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Atas ...)
  100. Pengaruh Kompetensi Profesional Dan Iklim  Organisasi Terhadap Kinerja Dosen ( Studi Kasus Pada Akademi Keperawatan Budi Luhur  dan Ahmad Yani Cimahi )
  101. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah  Dan Implementasi Perencanaan Strategis Terhadap Mutu Hasil Belajar
  102. KONTRIBUSI KOMUNIKASI DAN GAYA MANAJEMEN  KONFLIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA  MENGAJAR  GURU (Studi Deskriptif Terhadap Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan ......)
  103. PENGARUH  MOTIVASI  BERPRESTASI  DAN  SISTEM PENGHARGAAN            TERHADAP  KEPUASAN  KERJA  GURU (Kajian  Analisis Pada Para Guru SMP ......)
  104. EFEKTIFITAS LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH   DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMP NEGERI  1 .... KAB. ....
  105. PENGARUH  KOMPETENSI  KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA  SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN ......
  106. KONTRIBUSI KOMITMEN DAN MOTIVASI KERJA  TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA  GURU PADA SMA SWASTA DI KECAMATAN ...... KABUPATEN .......
  107. PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU MENGAJAR  GURU ( Studi Analisis Tentang  Mutu Mengajar Guru  di SMA Negeri se- Kabupaten ..... )
  108. KONTRIBUSI KEMAMPUAN MANAJERIAL  KEPALA SEKOLAH DAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN  TERHADAP PRODUKTIVITAS  KERJA GURU (Analisis Deskriptif pada Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan .... Kabupaten ....)
  109. KONTRIBUSI PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN ETOS KERJA GURU TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN (Studi Diskriptif Analisis pada Persepsi Siswa Kelas XII SMA Negeri di Kabupaten ......)
  110. KONTRIBUSI MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IKLIM  SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN  MUTU SEKOLAH (Studi Deskriptif Analisis pada SMA Negeri di Kabupaten Sumedang)
  111. KONTRIBUSI PERILAKU MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP KINERJA  SEKOLAH  (Studi tentang Persepsi Guru pada SMP Negeri di Wilayah ......)
  112. KONTRIBUSI  PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTEK DAN KINERJA INSTRUKTUR TERHADAP EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KABUPATEN ..... ( Studi Deskriptif Analisis Terhadap Persepsi Siswa SMK Program Studi Keahlian Teknik Otomotif)
  113. KONTRIBUSI PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP KINERJA  MENGAJAR  GURU (Studi Deskriptif Verifikatif di SDN Kecamatan ..........) 
  114. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI dan MASYARAKAT (STM) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 15 SEMARANG 
  115. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dan Sikap Guru Terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan  Dengan Kinerja Guru
  116. Hubungan Antara Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Smk Negeri Di Kota Samarinda
  117. Studi Tentang Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran Biologi Pada SLTP Negeri 2 Pangkajene Kabupaten Pangkep

CATATAN:
Untuk judul-judul tersebut diatas, anda bisa lihat di http://www.Ilmiah-pendidikan.com
Info lengkap di http://www.tesis-ilmiah.com

Sabtu, 13 April 2013

TUGAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

 MODEL DAN PERILAKU ORGANISASI





Mata Kuliah:
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Dosen Pembimbing:
Dr. Hari Sunaryo, M.Si.




















Disusun oleh:
1.      Umi Kulsum    Nim. : 201210240211080
2.      Supaat             Nim. : 201210240211056







MAGISTER KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013





BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada dasarnya manusia hidup tidak dapat lepas dari organisasi. Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi penting sekali memahami perilaku individu atau kelompok dalam suatu organisasi. Perilaku organisasi (PO) merupakan bidang ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau bertindak di dalam organisasi (Davis&Newstrom, 1995). Dengan demikian, perilaku organisasi merupakan bagian penentu keberhasilan suatu organisasiuntuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka pembahasan tentang perilaku organisasi perlu dilakukan agar suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa materi yang berkaitan dengan model, motif dan perilaku individu atau kelompok dalam suatu organisasi.
B.  Rumusan Masalah
  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumudkan menjadi beberapa hal:
1.         Apa  sajakah model dan perilaku dalam suatu organisasi?
2.         Apa sajakah Motif dan Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi Kelompok?

C.  Tujuan Penulisan
                 Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang teori tentang model dan perilaku individu atau kelompok.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Model dan Perilaku Organisasi
                Menurut Davis dan Newstorm (1995) , ada empat model perilaku organisasi yang menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:
  1. Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan dengan orientasi manajerial otoritas. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap ketaatan dan ketergantungan pada bos. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah subsisten. Hasil kinerja minimal.
  2. Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber daya ekonomi dengan orientasi manajerial uang. Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada keamanan dan manfaat dan ketergantungan pada organisasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah keamanan. Hasil kinerja adalah kerjasama pasif.
  3. Mendukung – Dasar dari model ini adalah kepemimpinan dengan orientasi manajerial dukungan. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap prestasi kerja dan partisipasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah status dan pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.
  4. Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan dengan orientasi manajerial kerja sama tim. Para karyawan pada gilirannya berorientasi ke arah perilaku yang bertanggung jawab dan disiplin diri. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah antusiasme moderat.                 
Penjelasan masing-masing dari keempat model tersebut dapat dilihat pada table berikut ini:

Autokratis
Kustodial
Suportif
Kolegial
Dasar model
Kekuasaan
Sumber daya ekonomi
Kepemimpinan
Kemitraan
Orientasi manajemen
Wewenang
Uang
Dukungan
Kerja tim
Orientasi pegawai
Kepatuhan
Rasa aman dan maslahat
Prestasi kerja
Tanggung jawab
Dampak psikologis bagi pegawai
Bergantung pada boss
Bergantung pada organisasi
Keikutsertaan
Disiplin diri
Kebutuhan pegawai yang terpenuhi
Nafkah hidup
Rasa aman
Status dan pengakuan
Perwujudan diri
Hasil prestasi
Minimum
Kerja sama pasif
Penyadaran
Antusiasme moderat

B.                      Motif dan Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi Kelompok
1.    Motivasi Dalam Organisasi
1)   Menurut Walgito (2002) Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.
2)   Menurut Caplin (1993) motif adalah suatu keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).
3)   Sedangkan menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
4)   Menurut Gunarsa (2003) terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam Mahmud, 1990).
5)   MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992) menjelaskan motivasi sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
a.         Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
b.        Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
c.         Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan. Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984) motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak. latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
2.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
1.      Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2.      Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri yang terdiri dari :
a)    Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah.
b)   Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.

Menurut Stephen Robbins (2012:11), perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku dalam berorganlisasi kyang bertujuan meningkatkan  keefektifan suatu organisasi. Dalam proses berjalannya suatu organisasi tidak bisa terlepas dengan perilaku individu, karena organlisasi merupakan sekumpulaln individu yang membentuk kelompok dengan visi misi yang sama. sedangkan Perilaku individu dalam Gibson (1995:125) adalah perilaku atau interaksi yang dilakukan oleh manusia  atau individu di lingkungannya, perilaku setiap individu sangatlah berbeda dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu tersebut tinggal, perilaku yang berbeda mengakibatkan berbedanya kebutuhan setiap individu, untuk itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan yang berbeda tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu. Perilaku individu akan membentuk pada perilaku organisasi.
Dalam berorganisasi individu memiliki perannya masing-masing, perilaku individu dalam berorganisasi diantaranya:
1.  Produktifitas kerja
2.  Kepuasan kerja
3.  Tingkat absensi
4.  Tingkat turnover

3.      Perbedaan Individual
Perbedaan individual berasal dari perbedaan sifat yang dimiliki oleh setiap individu yang berasal dari pengaruh lingkungan yang berbeda, dan itu merupakan sifat manusia yang tidak dapat dipungkuri, karena manusia memiliki perbedaan perilaku maka kemampuan  yang dimiliki pun berbeda sehingga setiap manusia membutuhkan kerjasama antara satu dengan yang lainnya agar dapat mencapai tujuan dari masing-masing individu tersebut, dengan kata lain dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun setiap individu mempunyai perbedaan namun pada hakikatnya mereka bisa bersama atau bersatu dalam mencapai tujuan yang berbeda dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi. Robbin (2006).
Untuk memahami perilaku individu dapat menggunakan pendekatan yang dikelompokan menjadi tiga pendekatan, yaitu:
1.             Pendekatan kognitif adalah bahwa suatu perilaku oleh suatu rangsangan, dimana perilaku individu terjadi atau timbul dikarenakan adanya rangsangan sehingga timbulah respon atas rangsangan tersebut, contohnya jika kita bertemu dengan teman dan kemudian dia bersikap baik terhadap kita tentu saja kitapun akan bersikap baik pula.
2.             Pendekatan penguatan  adalah bahwa suatu perilaku dipengaruhi oleh gerakan reflex yang digerakan oleh system syaraf motorik yang ada di otak kita, contohnya jika tangan kita  terkena api maka secara otomatis kita menjauhkan atau menarik tangan dari api tersebut.
3.             Pendekatan  psikoanalitis  adalah bahwa perilaku dipengaruhi oleh kepribadiannya, sedangkan individu yang memiliki pribadi yang baik adalah individu yang telah matang yaitu orang yang dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik bagi dirinya dan lingkungannya, orang yang tidak semata-mata mementingkan kepentingan pribadinya saja melainkan mementingkan kepentingan lingkungannya. Studi mengenai perbedaan individu seperti sikap, persepsi dan kemampuan membantu seorang manajer dalam menjelaskan perbedaan tingkat-tingkat kinerja.  Ada beberapa poin yang harus dipahami  dari sebuah perilaku sebagaimana dijelaskan dalam Gibson (1998:126) yakni:
1.        Perilaku adalah akibat
2.        Perilaku diarahkaln oleh tujuan
3.        Perilaku yang bisa diamati dapat diukur
4.        Perilaku yang tidak dapat secara langsung diamati (misalnya, berfikir dan mengawasi) juga penting dalam mencapai tujuan.
5.        Perilaku dimotivasi/didorong.

PERILAKU INDIVIDU DAN SUMBANGAN BERBAGAI DISIPLIN KEILMUAN
    Perilaku Kelompok Dalam Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku didalam organisasi, kemudian menerapkan pengetahuan tersebut agar organisasi itu bekerja dengan lebih efektif. Khususnya organisasi perilaku memfokus pada bagaimana memperbaiki produktivitas, mengurangi kemangkiran dan tingkat keluarnya karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja. Menurut Robbins dan Colter (2003) bahwa kelompok adalah gabungan atau kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.
Kelompok menurut Robbin (2003) adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut . Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Kelompok Formal dan Informal dalam organisasi

Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.
Kelompok Formal – Kelompok ini dibangun selalu akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja. Contohnya, pengelompokan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang relatif serupa ke dalam satu kelompok. Kelompok ini merupakan hasil dari sifat teknologi yang diterapkan perusahaan dan berhubungan dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Kelompok juga terjadi tatkala sejumlah orang pada tingkat atau status yang sama dalam organisasi memandang diri mereka sebagai satu kelompok. Contoh, kepala-kepala departemen suatu perusahaan industri baja, atau kepala-kepala dinas suatu kabupaten, atau guru-guru.  Kelompok formal tercipta untuk mencapai tujuan organisasi. Kelompok ini sangat memperhatikan aspek kegiatan kerja yang terkoordinasi. Orang-orang disatukan bersama berdasar peran yang telah ditentukan di dalam struktur organisasi. Sifat pekerjaan adalah aspek dominan dari kelompok formal. Sasaran pekerjaan kelompok tersebut diidentifikasi oleh manajemen. Setelah sasaran ini dibentuk, segera menyusul pembentuk aturan-aturan, hubungan, dan norma perilaku di kelompok tersebut. Kelompok formal cenderung permanen, kendati terdapat perubahan keanggotaan aktualnya. Kendati demikian, kelompok formal temporer ini juga diciptakan oleh manajemen, misalnya pembentukan tim-tim berorientasi proyek dalam organisasi yang bercorak matriks. Kelompok kerja formal dapat dibedakan lewat sejumlah cara, semisal berdasar keanggotaan, tugas yang dilakukan, sifat teknologi, atau posisi di dalam struktur organisasi.
Kelompok Informal – Di dalam struktur organisasi formal, selalu terdapat struktur informal. Setiap struktur organisasi formal, khususnya seputar sistem hubungan peran, peraturan, dan prosedur di antara para anggotanya, akan ditanggapi oleh penafsiran dan pengembangan para pekerja di tingkat informal. Kelompok informal pembentukannya lebih didasarkan pada hubungan dan persetujuan informal di antara para anggota kelompok ketimbang hubungan peran yang telah ditentukan manajemen. Hubungan informal tersebut dibentuk untuk memuaskan kebutuhan sosial dan psikologis para anggota kelompok, sehingga tidak mesti berhubungan dengan tugas-tugas organisasi yang harus mereka laksanakan. Kelompok mungkin saja menggunakan aneka cara demi memuaskan afiliasi anggota dan motivasi sosial lainnya yang dianggap kurang tersedia di dalam situasi kerja organisatoris. Kelompok informal ini utamanya banyak terentuk dalam organisasi industri. Keanggotaan dalam kelompok informal dapat bersifat lintas struktur formal. Mereka terdiri atas individu yang berasal bagian organisasi yang berbeda ataupun tingkatan yang berbeda pula, baik vertikal, diagonal, maupun horisontal. Kelompok informal dapat bercorak serupa dengan kelompok formal, ataupun bisa pula terdiri atas sebagian kelompok formal. Anggota kelompok informal mengangkat pemimpin informalnya sendiri yang nantinya menjalankan otoritas dengan persetujuan dari para anggota. Pemimpin informal biasanya dipilih berdasarkan kriteria kemampuan seseorang dalam mewakili nilai dan sikap para anggota, membantu menyelesaikan konflik, memimpin kelompok untuk memuaskan kebutuhannya, atau bernegosiasi dengan manajemen atau orang lain di luar kelompoknya.
Robbins menyebut sejumlah klasifikasi kelompok, yang menurutnya terdiri atas : (1) Kelompok Komando, (2) Kelompok Pekerjaan, (3) Kelompok Kepentingan, dan (4) Kelompok Pertemanan. Kelompok 1 dan 2 ada dalam ikatan kelompok formal, sementara kelompok 3 dan 4 ada dalam ikatan kelompok informal.
1.             Kelompok Komando ditentukan oleh bagan organisasi. Ia terdiri atas bawahan yang melapor langsung pada manajer tertentu. Kepala sekolah SD berikut 12 gurunya membentuk kelompok komando dalam mensupervisi seluruh guru. 2.
2.             Kelompok Pekerjaan juga ditentukan secara organisasional, mewakili orang-orang yang bekerja secara bersama guna menyelesaikan pekerjaan. Kendati begitu, batasan di dalam kelompok pekerjaan tidak hanya pada atasan langsungnya secara hirarkis. Ia bisa lintas hubungan komando antar departemen. Misalnya, jika seorang mahasiswa dituduh dalam kasus kriminal, kasus tersebut membutuhkan komunikasi dan koordinasi diantara Pembantu Ketua, Senat Mahasiswa, BAK, bagian keamanan, dan Penasehat Akademik. Bentuk koordinasi tersebut membentuk kelompok pekerjaan. Harus dipahami, seluruh kelompok komando juga merupakan kelompok pekerjaan, tetapi karena kelompok pekerjaan dapat lintas organisasi, maka kelompok pekerjaan tidak otomatis dianggap kelompok komando.Orang yang tergabung ke dalam kelompok komando ataupun kelompok pekerjaan bisa terafiliasi dengan suatu tujuan spesifik yang menarik perhatiannya. Jika tarikan untuk berafiliasi yang didasarkan atas kepentingan ini terjadi, maka kelompok yang terbentuk adalah
3.              kelompok kepentingan. Pekerja yang tergabung bersama guna menggagas piknik (kepentingan rekreasi), membela rekannya yang dipecat secara tidak hormat (kepentingan keamanan posisi), atau mencari tunjangan perusahaan (kepentingan ekonomi) merupakan bentuk kegiatan kelompok kepentingan.
4.             Kelompok juga kerap dibangun akibat adanya kenyataan bahwa para anggota secara individual punya satu atau beberapa karakteristik yang sama. Ini bisa disebut kelompok pertemanan. Kesetiaan sosial, yang kerap meluas hingga keluar lingkungan kerja, dapat didasarkan pada, kesamaan usia atau asal-usul etnis, dukungan pada kesebelasan Manchester United, atau kesamaan garis politik selaku pendukung Partai Keadilan Sejahtera. Kelompok informal menyediakan fungsi penting dengan memuaskan kebutuhan sosial anggotanya.
Berikut adalah alasan mengapa orang bergabung ke dalam kelompok








BAB III
PENUTUP

A.    Simpilan
                Menurut Davis dan Newstorm (1995) , ada empat model perilaku organisasi yang menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:
1.      Otokratis
2.      Kustodian
3.      Mendukung
4.      Kolegial
                 Dalam suatu organisasi visi misi atau tujuan merupakan bagian yang paling penting. Dengan adanya tujuan pelaku dalam organisasi dapat termotivasi untuk melakukan pekerjaan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.

B.     Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang model dan perilaku organisasi, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk menjalankan suatu organisasi.













DAFTAR PUSTAKA

Davis, Keith., dan John W. Newstrom. (1995). Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Ivancevich D, Gibson. (1995). Organisasi. Jakarta: Binarupa aksara.

Molan, Benyamin.(2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.

Robbin, Stephen P. (2003).  Organizational Behavior, Thent Edition. New Jersey: Pearson   Education, Inc. alih bahasa

Thoha, Miftah. (1983).  Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.